1. Tidak Menggunakan Sikat Gigi yang Tepat
Richard H Price, DMD, penasihat American Dental Association (ADA) mengatakan,
“Jika Anda harus membuka rahang cukup besar untuk membiarkan gagang sikat masuk
ke dalam mulut, bisa jadi sikat gigi terlalu besar untuk Anda. Gagangnya pun
harus nyaman digenggam, sensasinya harus senyaman saat Anda memegang garpu saat
makan. Semakin nyaman sikat gigi Anda, makin sering Anda akan menggunakannya
dengan benar.”
2. Memilih Bulu Sikat yang Salah
Menurut para dokter gigi di WebMD, jenis bulu sikat tidak terlalu penting dan
tak ada pengaruh lebih. Tampaknya, yang lebih penting adalah teknik
membersihkannya ketimbang bentuk sikatnya. Para dokter gigi ADA menyarankan
agar memilih sikat yang lembut, jangan yang kasar atau kaku karena bisa
merusak/menyakiti gusi. Carilah bulu sikat yang cukup kaku untuk mengangkat
plak, tetapi tidak cukup kuat untuk merusak gigi.
3. Kurang Sering atau Kurang Lama
Menurut ahli kesehatan gigi di WebMD, frekwensi sikat gigi tiga kali dalam
sehari adalah yang terbaik. Ketika jarak waktu menyikat gigi terlalu jauh, plak
bakteri akan menumpuk, bisa membuat radang gusi dan masalah lain pada mulut.
Disarankan untuk menyikat gigi setidaknya 2 menit setiap kali, akan lebih baik
lagi jika dilakukan selama 3 menit. Angka waktu tersebut sebenarnya tidak
terlalu penting, namun dipatok agar kita bisa mempunyai waktu yang cukup untuk
membersihkan permukaan gigi.
4. Menyikat Gigi Terlalu Sering atau Terlalu Keras
Terlalu sering menyikat gigi, misal 4 kali dalam sehari, bisa membuat akar gigi
teriritasi dan menyakiti gusi. Menyikat terlalu keras juga bisa merusak enamel
(lapisan teratas gigi). Cara terbaik adalah menyikat gigi secara perlahan dan
lembut selama 2-3 menit.
5. Tidak Menyikat dengan Cara yang Benar
Buat sudut 45 derajat dari garis gusi dan buat gerakan pendek-pendek saat
menyikat. Gerakan menyikat panjang di sepanjang garis gusi bisa menyebabkan
abrasi pada gusi. Sikatlah perlahan ke arah atas dan bawah dari gigi, jangan
dengan gerakan menyamping pada gigi. Buat gerakan sirkular vertikal, jangan
horizontal. Lakukan pada bagian permukaan gigi bagian depan, belakang, atas dan
bawah serta pada lidah.
6. Selalu Memulai Pada tempat yang Sama
Kebanyakan orang akan memulai pada titik yang sama setiap kali akan mulai
menyikat gigi. “Mulailah di tempat-tempat yang berbeda supaya Anda tidak
menjadi ‘malas’ untuk membersihkan titik yang lainnya. Jika Anda memulai di
titik yang sama, Anda cenderung semangat di titik tersebut, kemudian malas
membersihkan di titik yang terakhir,” jelas Price.
7. Mengabaikan Bagian Dalam Gigi
Kebanyakan orang ternyata sering kali lupa membersihkan bagian dalam gigi,
bagian yang bersentuhan dengan lidah. Plak yang tersembunyi sama pentingnya
untuk dibersihkan seperti plak yang terlihat. Titik yang paling sering
dilupakan untuk dibersihkan adalah pada bagian dalam gigi depan.
8. Kurang Bersih Membilas
Bakteri bisa tumbuh pada sikat gigi yang lupa dibersihkan. Jika ini terjadi,
bakteri tersebut bisa tumbuh dan kembali hinggap pada mulut Anda di sesi
penyikatan berikutnya. Bersihkan sikat gigi setelah Anda menggunakannya dan
pastikan tak ada yang menyangkut atau pasta gigi yang tersisa.
9. Membiarkan Sikat Gigi dalam Keadaan Basah
Sikat gigi yang basah dan lembab pun akan menjadi tempat favorit bakteri. Tak
hanya itu, sikat gigi yang lembab akan merusak bulu sikatnya jika dibiarkan
begitu saja. Akan lebih baik jika sikat gigi disimpan tertutup dalam keadaan
kering. Biarkan kering, baru tutup dengan tutupnya.
10. Tidak Mengganti Sikat Gigi Cukup Sering
Rekoomendasi ADA untuk mengganti sikat gigi setelah 3-4 bulan pemakaian atau
langsung ganti ketika bulu sikatnya terlihat mulai rusak. Ketimbang Anda
mematok waktu, perhatikan sikat gigi Anda. Saat ini sudah ada sikat gigi yang
bulunya diberikan penanda warna. Saat warna memudar, maka sudah waktunya sikat
tersebut diganti. Atau ketika Anda menemukan sudah ada bulu sikat gigi yang
rontok, atau fleksibilitasnya mulai berkurang, segera ganti.